Selasa, 23 Oktober 2012

AS Gagal di Afghanistan, Taliban Diperkirakan Berkuasa Kembali

Kabul (SI ONLINE) - Pemerintah Afghanistan akan runtuh dan pejuang Taliban kemungkinan merebut kembali kekuasaan setelah Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menarik pasukan mereka pada 2014.

Penarikan pasukan asing dalam beberapa hal memperburuk negara itu daripada sebelum serbuan pimpinan Amerika Serikat menggulingkan Taliban pada hampir 11 tahun lalu, kata pakar Afghanistan Gilles Dorronsoro dari Carnegie Endowment for International Peace.

"Pada akhirnya, penarikan itu adalah hasil dari siasat gagal," katanya dalam ulasan diterbitkan pada pekan ini.

Bahkan, penambahan besar tentara oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang menggelontorkan 33.000 tentara tambahan ke Afghanistan pada dua tahun lalu, sebelum ditarik pada bulan ini, gagal, katanya.

"Setelah 2014, tingkat dukungan Amerika Serikat bagi penguasa Afghanistan terbatasi dan, sesudah tahap baru perang saudara, kemenangan Taliban kemungkinan mengikuti," kata Dorronsoro.

Ulasannya sangat bertentangan dengan perkiraan pemerintah Barat, yang tertarik keluar dari perang panjang dan mahal itu, serta memperkirakan bahwa pasukan Afghanistan mampu mengambil alih perang melawan Taliban.

Amerika Serikat memimpin serbuan pada 2001 untuk menggulingkan pemerintah Taliban, yang dituduh menyembunyikan pemimpin Alqaeda Usamah bin Ladin setelah serangan 11 September, dan sejak itu menyatakan tujuannya adalah memastikan Afghanistan tidak pernah lagi menjadi surga bagi "teroris" antarbangsa.

Dorronsoro, mantan mahaguru ilmu politik di Universitas Sorbonne di Paris dan spesialis Afghanistan, meramalkan kemajuan Taliban dimulai pada musim semi 2013 saat Barat terus menarik pasukannya.

Selain ancaman tentara, pemerintah Afghanistan akan menghadapi krisis ekonomi dipicu oleh penurunan pengeluaran Barat dan krisis kelembagaan saat masa jabatan Presiden Hamid Karzai berakhir pada 2014, katanya.

"Penguasa Afghanistan kemungkinan besar runtuh dalam beberapa tahun mendatang," kata Dorronsoro.

"Meskipun perundingan dengan Taliban tidak mungkin sebelum pasukan ditarik, Amerika Serikat tidak akan mampu mengejar kepentingan jangka panjangnya di dalam dan di sekitar Afghanistan jika tidak mau berurusan dengan Taliban," katanya.

"Dengan siap mengambil alih kekuasaan setelah kemungkinan penguasa Afghanistan runtuh, hanya Taliban dapat mengendalikan perbatasan Afghanistan dan mengusir pejuang lintas bangsa dari Afghanistan," katanya.

Dalam kesimpulannya, Dorronsoro mengatakan, "Keinginan akhirnya seharusnya ketenangan Afghanistan, mungkin dengan Taliban di Kabul."

Sebagian besar dari 112.000 tentara NATO pergi pada akhir 2014 dan pasukan Afghanistan, yang dilatih dan dilengkapi oleh pasukan asing, akan bertanggung jawab atas keamanan negara itu, demikian AFP.

Selasa, 25 September 2012

reaksi dari film innocence of moslem

Timur Tengah dan Afrika Utara
Negara
Informasi

1.000 orang menggelar aksi unjuk rasa mengecam film ini di Jalalabad. Para pengunjuk rasa membakar patung Presiden AS Barack Obama.

Unjuk rasa oleh sekitar 2.000 demonstran terjadi di Diraz. Ulama Sunni dan Syiah di Bahrain bersatu mengutuk film ini.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/ca/Flag_of_Iran.svg/22px-Flag_of_Iran.svg.png Iran
Aksi protes terjadi di luar kedutaan Swiss di Teheran yang mewakili kepentingan Amerika Serikat di Iran. Polisi Iran mencegah pengunjuk rasa agar tidak mencapai gerbang kedutaan. Tidak ada korban cedera yang dilaporkan.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f6/Flag_of_Iraq.svg/22px-Flag_of_Iraq.svg.png Irak
Reuters melaporkan ratusan aksi unjuk rasa menentang film ini terjadi di Baghdad, Sadr City dan Basra. Protes dalam skala kecil juga terjadi di Najaf. Para pengunjuk rasa membakar bendera Amerika Serikat, meneriakkan kata-kata "Matilah Amerika" dan menyerukan pemerintah Irak agar mengusir para diplomat Amerika. Aksi protes ini dipelopori oleh pimpinan Syiah Moqtada al-Sadr, termasuk ulama-ulama Sunni dan Syiah. Di kota Hilla, kawasan yang didominasi oleh Syiah, pengunjuk rasa membakar bendera Israel dan Amerika Serikat. Di Samarra, para ulama menyerukan untuk memboikot produk-produk asal Amerika Serikat.

Sekitar 50 anggota Gerakan Islam di Israel melakukan aksi protes di depan Kedutaan Besar AS di Tel Aviv. Mereka menyatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah mensponsori "rakyat jelata" untuk menjatuhkan Islam dan umat Muslim. Tidak ada bentrokan atau kerusuhan dalam aksi ini. Di Acre, pengunjuk rasa Arab meneriakkan bahwa "hanya aturan Islam yang akan mewujudkan perdamaian di seluruh dunia. Yahudi dan Kristen bisa hidup tanpa dibayangi ketakutan di bawah sayap Islam." Beberapa kata-kata yang menyatakan dukungan untuk Osama bin Laden juga diteriakkan oleh para pengunjuk rasa.

Di Amman, 200-an pengikut Salafi berunjuk rasa di kedutaan AS, sedangkan 1400 pendukung Ikhwanul Muslimin juga berunjuk rasa di pusat kota Amman.

Pengunjuk rasa membakar gerai-gerai KFC dan Hardee di Tripoli.

Unjuk rasa anti-Amerika berlangsung di luar kedutaan AS di Kuwait oleh sekitar 200 pendemo.

Protes yang terjadi di Kantor Konsulat AS di Benghazi, Libya, menewaskan empat warga AS, termasuk Duta Besar Christopher Stevens.

Unjuk rasa pecah di ibu kota Nouakchott.

Agence France Press melaporkan bahwa sekitar 300 sampai 400 pengunjuk rasa berkumpul di luar Konsulat AS di Casablanca pada tanggal 12 September dengan pengawasan ketat dari kepolisian Maroko. Aksi protes berlangsung tanpa kekerasan, sebagian besar diorganisasikan melalui media sosial dan tidak dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu. Kurang lebih 200 Islamis garis keras berkumpul di Salé, kota kembarnya ibu kota Maroko, Rabat. Pengunjuk rasa ini meneriakkan seruan anti-AS dan membakar bendera AS.

Aksi demo mengutuk penayangan film ini berlangsung di luar Kedubes AS di Kairo. Protes ini dilaporkan menelan satu korban jiwa. Menurut sumber-sumber keamanan, 53 polisi juga mengalami luka-luka dalam bentrok tersebut. Bahkan 7 polisi di antaranya menderita luka-luka tembakan.

Aksi protes dilaporkan terjadi di Jalur Gaza. Puluhan warga Palestina memprotes dan membakar bendera Amerika dan Israel sambil meneriakkan "Matilah Amerika dan Israel!" Badan-badan internasional menutup kantor mereka di Gaza pada hari itu sebagai langkah pencegahan. Keesokan harinya, di kota Gaza, sekitar 25.000 massa turun ke jalan, membakar bendera Amerika dan Israel serta patung sang produser film. Beberapa ratus orang juga berunjuk rasa di Nablus dan membakar bendera Amerika.

Aksi unjuk rasa berlangsung di luar McDonald's di Buraidah.

200 orang berdemonstrasi di depan kedutaan AS di Damaskus.

Irish Times melaporkan sekitar 200 pengunjuk rasa berunjuk rasa di depan kedutaan AS di Tunis. Para pengunjuk rasa ini melemparkan batu, membakar bendera AS dan meneriakkan slogan anti-Amerika. Aksi ini dibubarkan oleh polisi dengan menggunakan semburan gas air mata dan peluru karet.

Ratusan orang berkumpul di Alun-alun Beyazit di Istanbul dalam aksi demonstrasi damai menentang film. Aksi ini disponsori oleh Partai Saadet, sebuah partai konservatif marginal yang tidak terwakili di parlemen Turki.

Di Yaman juga dilaporkan telah terjadi bentrokan setelah demonstran menyerbu Kedutaan Besar AS. Peristiwa ini menewaskan empat pengunjuk rasa dan 48 orang cedera. Korban termasuk 10 anggota pasukan keamanan yang ditugasi untuk menjaga kedutaan tersebut.

Amerika
Negara
Informasi

Lebih dari 100 orang menggelar unjuk rasa di Balai Kota Calgary. Mahdi Qasqas, pemimpin Dewan Muslim Calgary mengatakan bahwa protes tersebut tidak hanya berhubungan dengan film anti-Islam tersebut. "Kebencian bukan hanya fenomena yang berhubungan dengan umat Islam. Ini terkait dengan semua populasi minoritas non-dominan dan kami di sini untuk menghentikan semua itu," ujar Qasqas.

Asia
Negara
Informasi

Sekitar 1.000 anggota kelompok "Khelafat Andolon" berunjuk rasa dan mencoba mendekati kedutaan AS di Dhaka, namun aksi ini dihentikan oleh polisi setempat. Tidak ada laporan tentang adanya kericuhan dalam aksi ini.

Demonstrasi berlangsung di Srinagar, Kashmir. Imam setempat mengecam film Innocence of Muslims dan mengatakan "Ini adalah hak kita untuk memprotes tindakan keji yang bertujuan untuk menyakiti sentimen kaum muslimin. Namun, kami tidak akan melakukan aksi vandalisme properti yang hanya akan menyebabkan kerugian bagi kita sendiri. Kami akan protes dengan damai." Aksi protes ini berlangsung selama tiga hari, konsulat AS di Chennai tetap saja dilempari batu yang memecahkan beberapa kaca jendela. Akibatnya, proses penerbitan Visa oleh konsulat AS dibatalkan selama dua hari.

Aksi unjuk rasa anti-Amerika dan anti-Israel berlangsung di luar kedutaan AS di Jakarta oleh sekitar 200 pengunjuk rasa.

Aksi protes digelar oleh sekitar 30 Muslim yang mewakili berbagai organisasi Islam di Malaysia. Aksi ini berlangsung di kedutaan AS di Kuala Lumpur. Protes juga terjadi di Batu Caves dan di Ipoh.

Aksi protes terjadi di ibu kota Maladewa, Male.

Aksi protes digelar di kedutaan besar AS di Islamabad, Peshawar, Karachi dan Swat oleh "Jamaat-e-Islami", sementara aksi demonstrasi juga terjadi di Lahore oleh kelompok "Tehreek-e-Hurmat-e-Rasool" dan "Tehreek-e-Hurmat-e-Rasool", serta di Multan oleh "Jamiat Talba Arbia" dan "Shehri Mahaz".
Pada tanggal 13 September 2012, Altaf Hussain (Kepala Gerakan Mutahidda Qaumi, partai politik terbesar ke-3 di Pakistan) mengirim telegram kepada Presiden Amerika Serikat Barrack Obama, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Sekretaris Jenderal OKI Ekmeleddin Ihsanoglu. Hussain menuntut agar film tersebut harus segera ditarik karena telah menyakiti perasaan lebih dari satu miliar umat Islam di seluruh dunia.[94]

Lebih dari 300 pengunjuk rasa berdemo di Marawi, Lanao del Sur sembari membakar bendera Amerika Serikat pada tanggal 17 September 2012.

Protes mengecam film ini berlangsung di Sri Lanka Barat.

Oseania
Negara
Informasi

Pada tanggal 15 September 2012, lebih dari 500 orang berunjuk rasa di depan Konsulat AS di Martin Place, Sydney, New South Wales. Para demonstran, termasuk anak-anak,[97] membawa spanduk bertuliskan "Penggal kepala semua orang yang menghina Nabi" dan meneriakkan sentimen pro-Islam dan pro-Osama bin Laden. Polisi berusaha untuk membentuk sebuah barisan di depan para demonstran namun tidak berhasil. Aksi ini berubah menjadi kericuhan. Polisi menggunakan semprotan merica dan anjing pelacak dikerahkan untuk memecah kericuhan. Enam anggota polisi, beberapa pengunjuk rasa dan warga sipil terluka, dua kendaraan polisi juga dirusak dalam aksi tersebut.

Afrika
Negara
Informasi

Unjuk rasa terjadi di Mombasa. Para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-AS dan membakar bendera AS.

Di Nigeria, para ulama mengutuk film ini, namun menyarankan agar tidak melakukan aksi demonstrasi. Meskipun demikian, pasukan keamanan di seluruh negeri sedang dalam keadaan waspada mengantisipasi terjadinya aksi unjuk rasa.

Ratusan pengunjuk rasa menyerbu sebuah katedral di Zinder serta membakar bendera Amerika Serikat dan Inggris. Dewan Islam Niger mengutuk film kontroversial ini, namun menyarankan agar pengunjuk rasa tidak menyerang gereja-gereja. Seorang anggota polisi terluka dan sekitar selusin demonstran ditangkap dalam aksi ini.

Hampir seribu orang memprotes film ini di Mogadishu, Somalia.

Ratusan pengunjuk rasa yang menyebut diri mereka sebagai "Pemuda Sudan" berkumpul di luar kedubes Amerika Serikat di Khartoum pada tanggal 12 September. Wakil kedutaan bertemu dengan tiga pengunjuk rasa, menghasilkan tuntutan tertulis yang menuntut permintaan maaf dari pembuat film dan penghapusan video di YouTube.

Eropa
Negara
Informasi

Aksi demonstrasi terjadi di Antwerp pada tanggal 16 September. Para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-AS dan membakar bendera AS. Polisi Belgia menangkap 230 orang, termasuk seorang pemimpin kelompok Islam "Sharia4Belgium".

Lebih dari 100 demonstran ditangkap dalam aksi unjuk rasa di luar kedutaan AS di Paris. Dalam aksi tersebut, empat orang juga menderita luka ringan.

Konsulat Amerika di Amsterdam ditutup lebih awal dari biasanya pada tanggal 14 September untuk mengantisipasi unjuk rasa. Sebuah demonstrasi damai oleh sekitar 30 orang terjadi di Dam Square di pusat kota Amsterdam.
Politisi Belanda, Geert Wilders, memuat pranala video YouTube film ini di situs pribadinya. Sesaat setelah itu, situs pribadinya dan juga situs resmi Partai Kebebasan jadi tidak bisa diakses. Menanggapi tindakannya ini, Wilders menyatakan bahwa aksinya ini termotivasi "untuk membela kebebasan berekspresi."

200-an demonstran berkumpul di luar kedutaan besar AS di London, membakar bendera AS dan Israel. The Daily Mail melaporkan bahwa aksi demo dan pembakaran bendera ini diprovokatori oleh Anjem Choudary. Tidak ada laporan tentang adanya kekerasan dalam aksi ini.