Selasa, 18 September 2012

Hati-hati Dengan Bahaya Tipu Daya Kesyirikan Yang Menyengsarakan

Segala puji hanya bagi Allah, Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, Sahabat dan seluruh pengikutnya yang selalu mengikuti jalan petunjuk-Nya. Amien


Kemusrikan adalah termasuk ujian yang sangat besar bagi umat manusia yang hidup di muka bumi. Allah SWT menghendaki agar manusia untuk berbakti hanya kepada Allah semata, berbuat yang suci-suci dan bersih mengikuti petunjuk-Nya dengan mengikuti jalan para Nabi dan Rasul-Nya dan kemudian berserah diri serta bertawaqal kepada Allah semata.


Untuk di zaman kita sekarang ini, dalam masalah jiwa, masalah keghaiban, manusia diperintah oleh Allah untuk mengimani apa-apa yang ada di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist, keterangan-keterangan yang telah Allah turunkan lewat Rasulullah Muhammad SAW.


Segala hal-hal yang menyimpang bisa membawa manusia berbuat syirik , misalnya riya’ adalah syirik kecil. Hingga pada jenis syirik yang besar, yaitu manusia nyata-nyata dan terang-terangan menyembah kepada berhala atau setan yaitu makluq yang dikutuk oleh Allah dan disabdakan oleh Allah bahwa syaitan itu adalah musuh yang nyata umat manusia.


.


Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka, (QS. 4:117) )


yang dila’nati Allah dan syaitan itu mengatakan:”Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), (QS. 4:118) )


Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan; karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. 2:168) )


Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. 2:208) )


Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. 35:6) )


.


Kemusrikan sering merajalela diwaktu manusia telah meninggalkan ketaatan kepada Allah, bila manusia telah menempuh jalan kemaksiyatan, telah menempuh jalan-jalan yang dilarang oleh Allah maka manusia sebenarnya telah mengikuti jalan-jalan syaitan. Dan pada kenyataannya kemusyrikan biasanya akan subur dan menjamur pada zaman yang diwarnai dengan kebodohan tentang Agama Allah, dan manusia menjalani hidup tanpa petunjuk Allah dan biasanya hidupnya diisi dengan memperturutkan dan memuja kesenangan hawa nafsunya.


Beda antara ilmu yang membawa kepada keselamatan dan ilmu yang membawa pada kesesatan terletak pada hasil yang didapat oleh hati manusia. Bila dalam hati manusia tumbuh keimanan dan ketaqwaan sebagaimana yang dituntunkan dalam Islam, dan dibuktikan juga dengan tumbuhnya rasa khusu’, rasa ikhsan, rasa ikhlas, rasa tawadhu’, rasa kasih sayang, rasa iba, dst. Maka insya Allah ilmu tersebut adalah benar. Namun bila manusia menempuh ilmu yang tidak menumbuhkan sifat-sifat tersebut diatas maka manusia perlu berhati-hati dan waspada.


Berbagai olah jiwa yang dikenalkan ditengah-tengah kehidupan manusia, akan memberikan pengaruh dalam jiwa bagi orang yang menekuninya, maka kehati-hatian dalam memilih ilmu berkaitan dengan olah jiwa adalah sangat penting. Selama lurus dan iklash mengikuti petunjuk Allah dan Rasulullah SAW maka manusia akan dibawa pada jalan lurus, putih bersih dan bercahaya, selamat jiwa dan raga di dunia dan diakherat.


.


Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesunguhnya ia tela berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:256) )


Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni nereka; mereka kekal di dalamnya. (QS. 2:257) )


.


Orang seharusnya memahami secara bersih murni perintah dan larangan Allah, dan kemudian lurus berjalan dijalan tersebut,. Hal tersebut disebabkan Allah telah meringanan beban umat Rasulullah Muhammad SAW agar tidak memasuki daerah-daerah bahaya dan sulit, sesuatu yang tidak diketahui manfaat dan madhorotnya secara jelas.


Dalam sebuah ayat Allah melarang umat manusia mengerjakan perbuatan sihir, karena sihir akan membawa madhorot dan akan merusak iman. Sebagaimana firman Allah yang artinya;


.


Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaiu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS. 2:102) )


.


Demikian pula Allah melarang Umat Islam untuk berbicara masalah ghoib diluar apa yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadist, hal tersebut dilarang oleh Allah, agar umat Islam tidak terbebani dengan kesesatan, kesedihan dan ketakutan. Allah memberikan jaminan penuh bahwa segala sesuatu yang ghoib hanya di tangan Allah semata.


.


Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. 6:59) )


Katakanlah:”Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS. 27:65) )


.


Umat Islam dilarang memasuki daerah duga-duga dan sangka-sangka didalam memikirkan hal-hal yang ghoib yang tidak diajarkan oleh Allah SWT lewat Rasulullah Muhammad SAW, karena manusia bisa tersesat dari jalan yang lurus.


.


Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga. (QS. 10:66) )


Dan mereka berkata:”Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)”. Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka. (QS. 43:20)


.


Allah memelihara umat islam agar menjadi umat yang selalu hidup dalam lindungan dan kasih sayangNya, dan tidak tergoda dengan berbagai hal-hal ghoib yang tersebar di masyarakat pada umumnya. Hal tersebut akan membelenggu pikiran, hati, perasaan dan perbuatan kesehariaannya. Dan salah satu kehendak Allah menurunkan para Nabi dan Rasul adalah bertugas untuk meringankan beban-beban manusia dalam segala hal.


.


(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 7:157) )


Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia: sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. 22:75) )


Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan. (QS. 22:76) )


Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (QS. 22:77) )


.


Manusia diperintah untuk mengikuti utusan Allah yang Maha Suci dan Maha Mulia. Utusan itu bisa berupa Malaikat (makhluq yang dimuliakan di sisi Allah) atau juga manusia yaitu para Nabi dan Rasul. Dan Allah tidak pernah mengutus makhluqnya yang berupa jin untuk membawa petunjuk Allah untuk diajarkan kepada manusia.


.


1. Jin Dan Perbuatannya


.


Jin dikatakan makluq ghaib yang Allah kenalkan pada manusia lewat Al-Qur’anul Karim


.


Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. 15:26) )


Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (QS. 15:27)


Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:”Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. 18:50)


Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong. (QS. 18:51)


.


Apa yang dilakukan oleh syaitan dari golongan jin adalah sesuatu yang merugikan manusia. Dalam Al-Qur’an yang membahas kejadian manusia (Nabi Adam) difirmankan oleh Allah bahwa malaikat mau menghormati Nabi Adam, dan dijadikan Allah sebagai penjaga dan ada juga yang menjadi utusan kepada umat manusia, sedangka syaitan, iblis dari golongan jin, menjadi makluq yang enggan, yang sombong dan bahkan bersumpah akan selalu menyesatkan umat manusia.


.


kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at). (QS. 7:17)


Iblis menjawab:”Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan merreka semuanya, (QS. 38:82)


kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka, (QS. 38:83)


Allah berfirman:”Maka yang benar(adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan”. (QS. 38:84)


Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. 16:99)


Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (QS. 16:100)


.


Begitulah syaitan dari golongan jin yang memiliki perbuatan yang selalu mengajak manusia untuk menempuh jalan kesesatan dan jalan durhaka kepada Allah SWT.


.


2.Syaitan Mencuri-curi berita dari langit


.


Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya), (QS. 15:16)


dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk. (QS. 15:17)


kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat di dengar (dari malaikat) lalu dia dikejar semburan api yang terang. (QS. 15:18)


Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, (QS. 37:6)


dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka, (QS. 37:7)


syaitan-syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. (QS. 37:8)


Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, (QS. 37:9)


akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang. (QS. 37:10)


.


Allah memberikan kesempatan kepada syaitan untuk mencuri-curi berita dari langit dan kemudian diberikan kepada manusia pengikut syaitan di muka bumi. Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan bahwa berita yang dicuri tersebut kemudian akan diberikan para wali syaitan (kahin) yang menghamba kepada syaitan, dengan dibumbui kebohongan untuk menipu manusia. Sebagaimana dalam Hadist tirmidzi yang artinya


.


Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami telah menceritakan kepada kami Abdul A’laa telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dari Ali bin Husain dari Ibnu Abbas berkata: Saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam duduk bersama beberapa sahabat beliau, ada bintang dilemparkan lalu bersinar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bertanya: “Apa komentar kalian untuk (hal) seperti ini dimasa jahiliyah saat kalian melihatnya?” mereka menjawab: “Dulu kami mengatakan ada orang besar meninggal atau calon orang besar lahir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Sebenarnya ia tidak dilemparkan karena kematian seseorang atau kehidupan seseorang, tapi Rabb kita ‘azza wajalla bila memutuskan suatu hal, para malaikat pemikul ‘arsy bertasbih lalu penghuni langit setelah mereka bertasbih lalu para penghuni langit setelah mereka bertasbih hingga tasbih sampai ke langit ini, penghuni langit keenam bertanya kepada penghuni langit ketujuh: Apa yang difirmankan Rabb kalian? Lalu mereka memberitahukannya, setelah itu penghuni setiap langit bertanya hingga kabar sampai ke penghuni langit terendah. Setan-setan mencuri dengar lalu mereka dilempari, lantas mereka menyampaikannya kepada wali-wali mereka. Yang mereka bawa itu benar, tapi mereka merubah dan menambah-nambahi.” Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. Hadits ini juga diriwayatkan dari Az Zuhri dari Ali bin Al Husain dari Ibnu Abbas dari beberapa orang Anshar, mereka berkata: Kami pernah berada di dekat nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam lalu Ibnu Abbas menyebut hadits serupa dengan maknanya. Telah menceritakan kepada kami seperti itu Al Husain bin Huraits telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami Al Auza’i. (HR Tirmidzi – N0 : 3148)


.


Manusia yang beriman dilarang datang kepada dukun atau para peramal dan mempercayai apa yang dikatakan oleh dukun atau peramal tersebut. Maka berbagai ilmu perdukunan dalam bentuk buku, tulisan atau langsung tatap muka, Umat Islam yang beriman tidak boleh mempelajari dan mempercayainya.


Umat beriman telah diberi jalan lurus untuk selalu beriman dan bertawakal(berserah diri), serta mohon perlindungan kepada Allah SWT, dan tidak layak untuk mempelajari dan mempercayai ramalan-ramalan yang dikeluarkan para dukun dan peramal, baik langsung atau berupa tulisan-tulisan atau tayangan-tayangannya.


Perlu diketahui bahwa sifat malaikat itu selalu taat kepada Allah, dan yang diperbuatnya selalu dengan perintah dan dengan izin Allah semata. Mu’jizat, Karomah Allah berikan pada Nabi-Nabi dan orang-orang shalih dengan seijinnya, dan turunnya mu’jizat dan karomah atas kehendah Allah, datang kepada Nabi atau orang saleh pada waktu-waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan Allah.


Sedang hal-hal ghaib yang terjadi pada manusia yang mereka itu jauh dari bertaat kepada Allah, yang datang kepada kahin dan sebangsanya, hal yang demikian bukan sesuatu yang datang dari Allah, mereka bukan dibantu oleh malaikat makhluq yang taat kepada Allah, namun dibantu oleh makhluq selainnya, yang makluq-mahkluq itu membantu manusia tapi mereka berkeinginan untuk membelokkan iman dan keyakinan manusia, sehingga orang-orang yang mempercayainya dan yang telah dibantunya jatuh kepada keyakinan yang sesat dan kepada perbuatan musyrik, perbuatan dosa besar yang amat dibenci oleh Allah SWT.


.


3. Berteman dengan Makhluq yang Mencelakakan


.


Dalam beberapa ayatnya Allah SWT, menyampaikan beberapa bahaya yang timbul bila manusia bersahabat dengan jin, sehingga orang yang beriman dilarang berbuat hal yang mencelakakan dirinya sendiri.


.


Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. 72:6)


Malaikat-malaikat itu menjawab:”Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”. (QS. 34:41)


Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim”. (QS. 3:151)


.


Jin hanya akan memberikan rasa was-was dan rasa ketakutan kepada umat manusia. Sehingga dalam zaman ini seharusnya manusia kembali ke jalan agama Allah dan tidak menekuni ilmu-ilmu perdukunan. Apapun keuntungan yang dijanjikan dan diberikan oleh syaitan, maka segala hal yang berkaitan dengan perbuatan syaitan akan berakhir dengan dosa dan kesengsaraan.


Kaum saba telah hancur tatanan kehidupannya akibat mereka menghamba kepada jin, dan berakhir dengan kehancuran secara fisik akibat kelaian mereka. Bendungan yang dahulunya sebagai sumber kemakmuran dan rahmat dari Allah telah hancur dan meluluh lantakkan hunian fisik kehidupan kaum saba’ sebagimana firman Allah dalam surat tersebut.


.


Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.(kepada mereka dikatakan):”Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhan-mu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhan-mu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. (QS. 34:15)


Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. (QS. 34:16)


.


Kekafiran dan kedurhakaan kepada Allah telah menjamur dalam hati kaum saba’, sehingga mereka tidak bersyukur dengan nikmat-nikmat yang Allah berikan, tetapi mereka malah melakukan hal-hal yang dilarang Allah dan durhaka kepada-Nya.


.


Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman. (QS. 34:20)


Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhan-mu Maha Memelihara segala sesuatu. (QS. 34:21)


.


Kaum saba’ telah meninggalkan tuntunan para Nabi dan Rasul Allah dan kemudian mereka lebih suka menekuni ilmu-ilmu yang dibujukkan oleh syaitan kepada mereka, sehingga mereka menjadi terbelenggu kepada ilmu-ilmu yang menyesatan dan mendapat kemurkaan Allah.


Dalam zaman modern seperti ini marilah manusia yang dimuliakan Allah, lebih menempuh jalan lurus, jalan terang benderang, jalan logis dan ilmiah, jalan-jalan berserah diri kepada Allah, jalan Agama Islam yang bersih dan lurus kepada Allah SWT.


Dan jangan sekali-kali menempuh jalan kesesatan sebagimana yang telah dilarang oleh Allah. Karena banyak sekali jalan-jalan sesat yang dikemas secara tersamar dan menakjubkan, yang menjadikan manusia merasa bangga untuk memiliki dan menguasinya. Padahal semua itu sesuatu yang dimurkai oleh Allah. Dan pastilah jalan itu pasti akan mencelakakan dan menyengsarakan diri-diri umat manusia di dunia dan di akherat. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar